Selasa, 29 Desember 2015

Ketika hati

Entah perempuan terlahir sensitif, entah suasana yang kurang kondusif, entah perempuan yang memang impulsif. Entahlah...

Aku hanya sedang meraba apa yang terjadi di hati, apa yang menyebabkan langit mendung dan hujan turun. Bolehkah sebuah kesimpulan dikeluarkan sebelum diadakan penelitian? Penelitian tentang hati yang bersedih...

Perempuan..terlalu banyak yang diinginkan, terlalu banyak yang diimpikan, bahkan hanya sekedar bunga yang bertemu embun dia juga ingin..

Tapi seribu sayang, tak ada yang mendengar inginnya.. kupingnya saja tak ingin mendengarkan apalagi para prajurit. Si kuping terlalu lelah dengan semua suara terompet kehidupan..

Ah, kehidupan..
Terlalu sering mengeluh menjadikan bosan bertambah bosan, sepertinya kau perlu "me time"

Berteriak saja agar semua tau, bahwa kau tak ingin disalahkan, bahwa kau ingin diperhatikan, dan menginginkan hujan..

Bukankah kau menginginkan bunga itu mekar dan tersenyum senang? Lalu kenapa kau terus-terusan bermuka masam?

Kamis, 10 Desember 2015

Hikmah : Gajah Kecil

Pada suatu hari, seorang petani menangkap seekor gajah kecil di hutan. Gajah kecil tak berdaya, kakinya diikat dengan tali yang kuat. Berkali-kali gajah kecil mencoba melepaskan tali itu tapi tidak bisa, tali itu terlalu kuat. Akhirnya gajah kecil itu menyerah, ia tidak berusaha mencoba melepaskan tali yang mengikat kakinya.

Hingga gajah kecil tumbuh menjadi gajah besar, ia tetap tidak mencoba melepaskan tali yang mengikat kakinya. Ia merasa tidak bisa, merasa tidak kuat, dan tali itu lebih kuat. Sugesti dari kecil ia pelihara, dan tidak bisa ia hilangkan, padahal dengan sekali hentakan tali itu bisa saja lepas dan ia bisa bebas. Gajah kecil sudah berubah menjadi gajah besar yang kuat tapi karena sebuah sugesti ia tetap menjadi seekor gajah kecil yang lemah.

Hikmah : Filosofi pohon Mangga

Pohon mangga bila ditimpuk dengan batu, ia akan membalasnya dengan memberikan buah mangga yang manis. Bila pohon mangga sudah tua dan tidak berbuah lagi, kayunya bisa digunakan untuk membuat kayu bakar. Pohon ini bermanfaat hingga akhir hayatnya.

Sedangkan pohon cemara yang tinggi menjulang akan selalu mengikuti arah angin. Bila angin berhembus ke utara pohon cemara mengikuti ke arah utara, bila ke selatan ia juga mengikuti ke selatan. Pohon cemara tidak punya pendirian dan selalu mengikuti arah angin yang berhembus.

Jadilah seperti pohon mangga yang selalu bisa memberi banyak manfaat kepada sesama, dan hingga akhir hayat pun selalu dikenang walaupun telah tiada.

Resensi buku "Sukses itu Gampang" oleh Michael Wong



✔ Jangan hanya meniru orang lain. Jadilah diri Anda sendiri yang khas. Berani untuk terkenal. Berani wujudkan potensi Anda. Mengapa harus bertarung untuk menjadi nomer 2 sedangkan Anda punya peluang untuk menjadikan diri Anda nomer 1.

✔ Dalam dunia kerja, terdapat 2 hal yang dapat meningkatkan pendapatan Anda :
1. Memberikan layanan yang lebih baik
2. Memberikan layanan kepada banyak orang

✔ Bicara itu mudah, bicara saja tidak membuahkan hasil. Hanya tindakan nyata yang dapat membuahkan hasil.

✔ Menerapkan prinsip-prinsip kesuksesan :
- Kepastian tujuan
- Prinsip kekuatan Mastermind
- Keyakinan yang diwujudkan
- Kepribadian yang menyenangkan
- Bekerja lebih dari yang diharapkan
- Inisiatif personal
- Disiplin diri
- Perhatian yang terkontrol
- Antusiasme
- Imajinasi
- Belajar dari hal-hal yang buruk
- Menganggarkan waktu dan uang
- Sikap mental yang positif
- Berfikir akurat
- Kesehatan fisik yang bagus
- Kerjasama
- Kekuatan kosmis

✔ Petakan rencana 1tahun, 5tahun, terapkan tujuan:
- Pencapaian peningkatan diri
- Disiplinkan diri
- Bacakan setiap hari, dipagi hari atau saat ingin tidur
- Jadikan tujuan-tujuan sebagai do'a harian Anda
- Perbincangkan dan jadikan bahan pemikiran. Anda akan membangun sebuah kesadaran untuk sukses.

 Keyakinan adalah "bahan bakar roket" bagi kerja manusia. (Charles Kendall Adams)

✔ Orang-orang sukses menerima hidup sebagaimana adanya, dengan segala kesulitan dan tantangannya. Mereka beradaptasi dengannya, bukan malah mengeluhkannya. Mereka menerima tanggung jawab atas hidupnya sendiri, bukan malah menyalahkan keadaan. Mereka berkata 'Yes' pada hidup, menerima segala unsur negatifnya, meskipun lebih banyak keburukan yang didapat pasti ada hikmah dibalik itu semua.

✔ Orang-orang sukses mengembangkan dan mempertahankan satu sikap yang baik terhadap hidup. Mereka mencari kebaikan pada diri orang lain dan pada dunia.

✔ Orang-orang sukses memiliki pendirian akan arah dan tujuan, mereka tau kemana hendak melangkah. Mereka menyusun tujuan-tujuan baru. Mereka menerima dan menikmati tantangan-tantangan.

✔ Orang-orang sukses memiliki keinginan kuat untuk belajar : tentang hidup, tentang dunia, tentang diri mereka sendiri. Mereka memandang pembelajaran sebagai suatu kesenangan, bukan kewajiban. Mereka tak henti-henti memperkaya hidupnya dengan mempelajari hal-hal baru dan dengan memperbaiki dirinya. Mereka selalu menemukan, selalu berkembang.

✔ Orang-orang sukses berorientasi pada tindakan. Mereka mendapatkan sesuatu karena tak gentar dengan kerja keras dan mereka tidak membuang-buang waktu. Mereka menggunakan waktu dengan cara yang bermanfaat. Mereka tidak sampai terjebak dalam rutinitas yang membosankan karena terlalu sibuk mencari pengalaman-pengalaman baru.

✔ Orang-orang sukses mempertahankan standar yang tinggi dalam kepribadiannya. Mereka sadar bahwa kejujuran adalah satu diantara unsur karakter orang yang mulia. Mereka selalu berpijak pada kebenaran, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam pergaulannya. Mereka memetik apa yang mereka tanam. Mereka menikmati hidup sepenuhnya.

Rabu, 25 November 2015

Pernahkah..

Pernahkah kau mengalami suatu keadaan dimana inginmu, mau mu, pinta mu, belum terpenuhi, belum bisa kau dapatkan, belum bisa kau raih. Butuh waktu, kesabaran dan pengorbanan untuk meraih apa yang kau inginkan itu. Sedangkan, di belahan bumi lain, banyak orang dengan mudahnya meraih apa yang kau inginkan. Saat sedih dan air mata tak banyak membantu, saat itu juga berhentilah meminta pada manusia.

Ia hanya seonggok daging yang diberi jiwa, tak ada kuasa apa pun dalam genggamannya. Berhentilah merenggek, menangis, meminta pada manusia karena itu hanya membuatmu sakit dan kecewa. Mintalah padaNya, pada Allah yang menggenggam setiap jiwa, mintalah padaNya pada Allah yang Maha Kaya yang memiliki langit bumi beserta isinya. Yang tidak akan mengecewakanmu malah memberi ketenangan dalam hatimu.

Marah boleh, sedih boleh, kecewa boleh tapi jangan berlebihan. Cukup kembalikan semuanya pada Allah. Mungkin mau mu, ingin mu, pinta mu adalah baik. Tapi maunya Allah, inginnya Allah, pintanya Allah akan jauh..jauh..jauh lebih baik. Mungkin rencana mu sudah baik, tapi rencana Allah lebih..lebih..lebih baik lagi untukmu dan semuanya.

Cobalah untuk ikhlas lapangkan dada mu, bahwa tidak semua yang kau inginkan bisa kau dapatkan dengan mudah. Jalani harimu kembali, kerjakan rutinitasmu seperti biasanya. Bila jenuh lakukan dinamisasi dalam hidupmu. Tetap terus berusaha dan meminta hanya padaNya, pada Allah saja. Karena Allah sebaik-baik tempat meminta pertolongan.

Minggu, 15 November 2015

Time Capsule


Dear dhevrina
yang berusia 46 tahun

Pada tahun 2035, yaitu 20 tahun yang akan datang kamu akan berusia 46 tahun. Entah kamu masih hidup atau tidak, aku yang sekarang ingin memberi pesan untukmu yang akan datang. Entah kemajuan teknologi akan seperti apa, bumi akan menjadi apa, dan kamu menjadi apa? Hanya Allah yang tau..

Apakah kamu sudah menjadi Ibu yang baik bagi anak-anakmu? Sudah menjadi istri yang soleha untuk suamimu? Atau sudah melakukan hal baik untuk masyarakat dan ummat? Hanya Allah yang tau..

Entah apakah Islam masih menjadi mayoritas yang tegak di atas Al-Qur'an dan sunnah, ataukah menjadi minoritas yang seringkali tertindas? Hanya Allah yang tau..

Dhevrina 20 tahun yang akan datang, mungkin bumi akan seperti difilm-film ada mobil terbang, semua lalu lintas ada di udara, gedung tinggi pencakar langit banyak ditemui, udara semakin kotor, suhu bumi semakin panas, era digital semakin maju, alat elektronik semakin canggih, dan perubahan-perubahan lainnya.

Mungkin nanti kamu sudah menjadi penulis dan pebisnis hebat dan sukses, mungkin suamimu sudah menjadi Mentri keuangan, anak-anak pun sedang menggapai impiannya masing-masing. Mungkin..Hanya Allah yang tau..

Tentu semuanya akan berubah, entah berubah menjadi lebih baik atau lebih buruk, tapi satu hal yang harus kau pegang teguh, tetaplah pada jalan ini, jalan Islam yang Allah SWT ridhai. Jalan yang akan mengantarkanmu, keluargamu, dan teman-teman mu kepada jannah-Nya, kepada syurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Hanya Islam yang bisa menyelamatkan mu di dunia dan akhirat. Raihlah dunia dan gapailah akhirat. Semua yang kamu miliki adalah titipan, tidak ada satu pun yang akan di bawa mati kecuali kain kafan dan amal saleh.

Waktu begitu cepat berlalu, dan ia tidak akan bisa diputar kembali. Maka berikanlah usaha terbaikmu, lakukanlah apa yang ingin kau lakukan. Beribadahlah sebanyak yang kau bisa, berikan kasih sayang kepada suami, anak-anak, dan keluargamu. Dukung dan dampingi suamimu, ikutlah ke manapun suamimu ditugaskan. Berikan taatmu pada suamimu karena di sanalah letak syurgamu berada. Berikan pendidikan dan perhatian yang terbaik kepada anak-anakmu, jadikanlah mereka anak-anak yang soleh solehah, generasi rabbani yang dekat dengan Al-Qur'an dan menebar manfaat untuk ummat.

Teruslah belajar tanpa henti. Belajar untuk menjadi lebih baik lagi. Teruslah bergerak dan berusaha, karena sesuatu yang diam itu bisa mematikan. Bila bersedih ingatlah segala nikmat dan karunia yang Allah berikan padamu saat ini. Tersenyumlah dan tataplah dunia..

Dari dhevrina
yang berusia 26 tahun dan sedang mengandung 6 bulan anak ke dua, Suami berusia 27 tahun, Farah berusia 8 bulan, kondisi masih tinggal di rumah orang tua.





Minggu, 25 Oktober 2015

Resensi buku "Sayap-sayap Mawaddah"


Sudah tak asing lagi di telinga kita mendengar kata-kata sakinah, mawaddah, wa rahmah. Sering kali diucapkan kepada pasangan yang sedang melangsungkan pernikahan, "Selamat menempuh hidup baru, semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah".

Dalam buku ini dijelaskan secara singkat arti kata-kata tersebut. Sakinah yang berarti ketenangan atau lawan kata dari galau, sedangkan mawaddah adalah perasaan cinta antar pasangan dalam bentuk fisik, dan rahmah ialah perasaan kasih dan sayang.

Sebagaimana judulnya, buku ini akan banyak membahas tentang mawaddah. Ada salah satu bab yang membahas seksiologi, mungkin bagi sebagian orang hal ini masih tabu, tapi percayalah seksiologi juga salah satu bidang ilmu yang harus dipelajari untuk kamu-kamu yang sudah dewasa, yang akan menikah, atau pun bagi yang sudah menikah. 

Ilmu seksiologi ini juga salah satu bekal bagi hidup berumah tangga. Pernah mendengar buku yang berjudul "Laki-laki dari mars dan wanita dari venus" yang berisi tentang banyaknya perbedaan dan karakter antar kedua jenis mahluk ciptaan Allah ini. Begitu juga dalam hal ibadah fisik. Dari segi anatomi jenisnya saja sudah berbeda, dan bagi laki-laki ibadah fisik ini merupakan mawaddah (cinta bentuk fisik) tapi bagi wanita ibadah ini adalah bentuh rahmah (kasih dan sayang).

Menurut Helen Fisher, seorang ahli biologi menjelaskan tahapan mencintai dipengaruhi oleh banyak hormon dalam tubuh seseorang, akan lebih lengkap bila membaca sendiri buku ini.

Pertama Lust, adanya hasrat ketertarikan antar lawan jenis biasanya terjadi pada usia pubertas. Kedua attraction, dimana seseorang tergila-gila dan mabuk kepayang kepada lawan jenis. Jantung berdegup kencang, keringat dingin, lidah kelu, lutut gemetar, ada rasa bahagia ketika berinteraksi dengannya dan yang ada difikiran hanya dia, dia, dan dia seorang. Tahap ketiga attachment, hubungan yang lebih jauh lagi, yaitu hubungan badan/fisik yang akan menimbulkan ketenangan, saling mengasihi dan menyayangi.

Bayangkan bila ketiga tahapan ini terjadi pada adik-adik atau saudara kita yang pacaran, bertumpuk-tumpuk dosa telah membayangi, naudzubillah.. Maka pantaslah bila Allah melarang pacaran karena mendekati zina juga termasuk dosa.

Tapi bayangkanlah bila ketiga hal ini terjadi kepada pasangan suami istri yang sudah halal, betapa indah setiap tahapan jatuh cinta yang akan dilalui bersama.

Pada bab lain juga dibahas bagaimana cara mencintai, menunjukkan rasa cinta, dan membuktikan cinta kita kepada pasangan. Hal-hal seperti ini akan sangat bermanfaat sebagai bekal dalam hidup berumah tangga.

Ada juga kisah-kisah para sahabat dan salafu saleh dalam memaknai cinta mereka. Juga kisah-kisah rumah tangga lainnya yang dapat kita petik hikmahnya. Buku karya Afifah Afra dan Riawani Elyta ini memiliki gaya bahasa yang ringan, mudah dimengerti dan asik untuk melahap buku ini dalam sekali baca.

Buku ini saya rekomendasikan untuk yang akan melangsungkan pernikahan, yang sudah berumah tangga, atau baru merencanakan hidup berumah tangga. Untuk kamu-kamu yang ingin menyelami makna cinta lebih dalam dan lebih lengkap baca buku ini, agar cinta kita kepada pasangan diridhoi oleh Sang Maha cinta.

Senin, 19 Oktober 2015

Resensi buku "Sabtu bersama Bapak"

"Hai, Satya! Hai, Cakra!" Sang Bapak melambaikan tangan.
"Ini Bapak.
Iya, benar kok, ini Bapak.
Bapak cuma pindah ke tempat lain. Gak sakit. Alhamdulillah
berkat doa Satya dan Cakra.
...
Mungkin Bapak tidak dapat duduk dan bermain di samping kalian.
Tapi, Bapak tetap ingin kalian tumbuh dengan Bapak di samping kalian.
Ingin tetap dapat bercerita kepada kalian.
Ingin tetap dapat mengajarkan kalian.
Bapak sudah siapkan.

Ketika kalian punya pertanyaan, kalian tidak perlu bingung
ke mana harus mencari jawaban.
I don't let death take these, away from us.
I don't give death, a chance.

Bapak ada di sini. Di samping kalian.
Bapak sayang kalian."

Itu sepenggal cerita dari cover belakang "Sabtu bersama Bapak". Tentang seorang pria yang belajar menjadi bapak dan suami yang baik. Tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dengan penuh kasih. Dan tentang seorang bapak yang meninggalkan pesan dan berjanji selalu ada bersama mereka. 

Adalah kisah Satya dan Cakra yang tumbuh dengan "kehadiran" Bapak di setiap sabtu sore dalam bentuk video player. Setiap masalah Satya dan Cakra , Bapak memiliki solusinya dalam bentuk nasehat. Nasehat-nasehat Bapak selalu diingat dan dipegang teguh kedua anak tersebut.

Satya tumbuh dewasa dengan sederet prestasi dan karir yang bagus, memiliki istri cantik dan anak-anak yang lucu. Akan tetapi memiliki permasalahan dalam rumah tangganya dan berusaha menjadi seorang Ayah dan suami yang baik.

Nasib Cakra tidak sebagus kakaknya, wajah yang pas-pasan membuat Cakra kesulitan mendapatkan jodoh. Tapi dengan kearifan sikapnya Ia mendapatkan apa yang diinginkan.

Bahasa yang ringan, alur cerita yang mudah diikuti, dan jokes yang menghibur menjadikan buku ini asik untuk dibaca. Banyak hikmah yang didapat dari buku ini tentang seorang pemuda yang belajar mencari cinta.

Bapak Gunawan memiliki anak laki-laki, Satya dan Cakra. Satya memiliki 3 anak laki-laki Ryan, Miku, dan Dani. Di buku ini banyak kisah tentang cara mendidik anak laki-laki tapi tidak ada kisah mendidik anak perempuan. Walaupun secara general sama-sama anak kecil tapi tentunya ada pembeda dalam hal pendidikan masa kecil.

Tapi over all buku ini bagus, asik dilahap sekali baca disabtu sore.

Senin, 12 Oktober 2015

Mulutmu Harimaumu Bu..




Siapa yang tak sedih melihat kondisinya, siapa yang tak ikut menangis mendengar raungannya. Ibu muda itu menangis sekeras-kerasnya, sejadi-jadinya. Beberapa keluarga berusaha menenangkan dengan membelai kepalanya dan menghapus air matanya. “Istigfar neng..Istigfar..kakak udah pergi, iklasin aja neng.”

Si kakak sudah dikubur 3 jam yang lalu tapi Ibunya masih masih menangis sedih meratapi kepergiannya. “Awalnya kakak cuma buang-buang air biasa bu, tapi karena ga ditangani dengan serius jadinya diare dan dehidrasi, “kata sang nenek menjelaskan.

Aku termenung mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu, ketika melewati kontrakan ini. Si Ibu berteriak-teriak memarahi anaknya yang tidak mau makan. Berkata bahwa si Ibu capek dan si anak selalu saja merepotkan, lebih baik mati saja dari pada terus menerus merepotkan orag tua. Ibu itu berteriak dengan suara tinggi dan keras, hingga terdengar oleh para tetangga. Sudah menjadi rahasia umum para tetangga bahwa si Ibu sering memarahi anaknya, melampiaskan amarah, lelah, dan penatnya kepada anak berusia 2 tahun.

Tidak taukah si Ibu bahwa ucapan adalah do’a. Mungkin itu hanya luapan emosi sesaat, tapi sang Malaikat ternyata begitu cepat mencatat ucapan Ibu sebagai do’a. Sehingga benar menjadi kenyataan, anaknya sudah meninggal dan Ia tidak akan pernah merepotkan orang tuanya.

Hati Ibu itu pasti hancur berkeping-keping, menyesali segala ucapannya. Wajar bila sampai saat ini Ia masih menangis sedih, karena jauh dilubuk hati yang paling dalam setiap Ibu akan selalu menyayangi anaknya.

“Jangan bengong aja Bu, ayo diminum teh nya, “kata nenek memotong lamunanku. Aku menghabiskan isi cangkir yang disuguhkan padaku.

Selesai takziah, aku dan Ibu-Ibu lainnya pamit pulang. Si Ibu masih menangis, si nenek terlihat tegar dengan menyambut para tamu takziah, dan sang suami terlihat sedang menggendong bayi yang berusia 2 bulan. Semoga si Adik tidak mengalami hal yang sama dengan si Kakak.

#based on true story

Selasa, 06 Oktober 2015

Ketika Farah disapih



Idealnya seorang anak disapih ketika berusia 2 tahun. Yaitu ketika sudah selesai proses pemberian ASI, sebagaimana yang dianjurkan di Al-Qur'an dan dunia per-ASI-an. Banyak Ibu yang mengeluh sulitnya proses menyapih pada anak, tapi tak sedikit juga Ibu yang berhasil dan dengan mudahnya melalui proses ini.

Awalnya Farah juga susah sekali lepas dari ASI, tapi Alhamdulillah dengan kerjasama keluarga, Farah bisa lepas dari ASI. Sudah 3x berganti susu kaleng akhirnya yang ke empat mau minum susu. Awalnya merasa asing dengan benda berbentuk dot. Bau susu kaleng yang aneh dan rasa susu yang berbeda dari ASI. Semuanya ditolak mentah-mentah oleh Farah. Pemberian susu dengan sendok pun harus dengan paksaan embah uti.

Akhirnya pada suatu ketika aku dan Farah dijauhkan untuk sementara waktu. Tidur sama embahnya, makan, mandi, main, semua sama embah uti. Jika Farah dihadapkan aku dengan embah utinya, pasti dia memilih digendong dengan embah uti. Sedikit sedih tapi hikmahnya aku bisa menghabiskan banyak waktu dengan Abi nya Farah, bisa pacaran seperti sebelumnya.

Setiap hari Farah minum susu walau dengan paksaan embah uti. Sampai pada satu waktu Farah sudah mengantuk dan waktunya tidur akhirnya Ia makan jeruk sambil tidur, diempok-empok, diusap-usap punggung dan keningnya akhirnya Farah tidur. Walau pun mulutnya tetap makan jeruk dengan menghisap-hisap jeruk sebagaimana mulutnya menghisap ASI. Jeruk adalah buah kesukaan Farah, Farah pernah menghabiskan 1kg jeruk, entah jeruk yang manis atau asam Farah tetap suka.

Setelah bobo dengan jeruk, Farah juga pernah bobo sambil memakan biskuit. Mungkin memang sudah jam tidurnya, beri makanan kesukaan kemudian diempok-empok, Farah tidur dengan sendirinya. Anak biasanya akan rewel ketika Ia merasa tidak nyaman seperti lapar, mengantuk, kepanasan, kedinginan, atau rasa tidak nyaman lainnya. Dan biasanya anak akan tidur lebih pulas dan segar ketika sudah mandi pagi atau mandi sore. Jadi kenali waktu-waktu si anak mengantuk dan tidur, berikan susu kaleng ketika Ia mengantuk, dan begitulah yang terjadi dengan Farah akhirnya Ia mau minum susu dengan dot, karena sudah tidak ada lagi ASInya. 

Sekarang bila jam tidur Farah tiba, Ia akan mengucek-ngucek kedua matanya, pertanda mengantuk. Lalu pastikan Ia tidak kelaparan, tidak haus, sudah makan, dan ajak berdoa sebelum tidur, walaupun Ia terus menarik daster bagian depanku, tak apa, terus diempok-empok, punggungnya diusap-usap, InsyAllah Ia akan tidur perlahan, dan terlelap. Semoga bermanfaat.


Selasa, 22 September 2015

Persiapan perlengkapan bayi ^^

Mumpung masih segar dalam ingatan apa-apa saja yang dibeli ketika hamil Farah, so ku torehkan saja disini, siapa tau ada yang butuh shareing.

Entah mengapa kata ibu-ibu lainnya termasuk ibuku, mengatakan bila ingin membeli peralatan dan perlengkapan bayi baiknya ketika usia kehamilan 8 bulan saja, ada yang bilang kalau sebelum 8 bulan pamali katanya. Pamali mulu, bumalinya mana? Kataku meledek dalam hati. Tapi yasudahlah..aku patuh kata orang tua demi menyenangkan hati mereka. Padahal ketika hamil usia 5 bulan, ketika perutku belum membesar aku udah siap mau ke pasar, siap berjibaku tawar menawar dengan pedagang, siap bolak balik berlelah-lelah. Tapi yasudahlah..

Akhirnya ketika hamil 8 bulan, aku membuat list apa saja barang-barang yang harus dibeli untuk kebutuhan si Farah kecil. Mama mendikte semuanya, aku yang memilih, dan Abi yang membayar. Langsung saja yah semua kebutuhan itu ialah :

1. Baju bayi lengan pendek setengah lusin
2. Baju bayi lengan panjang setengah lusin
3. Popok bayi 2 lusin
4. Gurita bayi setengah lusin
5. Kain bedong 2 lusin
6. Perlak besar 1
7. Perlak kecil 1
8. Sarung tangan + kaki 4 pasang
9. Topi bayi 2
10. Selimut bayi 2
11. Gendongan bayi 1
12. Tempat tidur bayi + kelambu 1
13. Tas besar 1
14. Tas kecil 1
15. Waslap 2
16. Bantal kepala + bantal guling 2
17. Bak mandi bayi 1
18. Tempat sabun bayi 1
19. Tempat jemuran bayi 1
20. Ember + tutupnya 1
21. Tempat bedak bayi 1
22. Termos
23. Keranjang baju bersih
24. Lemari bayi
25. Sabun batang, sabun cair, shampo, bedak badan, bedak wajah, minyak telon, dan kapas


Para Ayah harus udah menyiapkan dana untuk si kecil..termasuk biaya melahirkan nantinya. Semua peralatan dan perlengkapan itu bisa mencapai 1jt lebih, ini di tahun 2014 sebelum dolar naik dan inflasi belum tinggi. Wallohualam bila tahun-tahun berikutnya, mungkin harga-harga ikutan naik.

Seiring berjalannya waktu bila dirasa ada yang kurang jangan ragu untuk membelinya. Seperti waktu itu, Farah kehabisan popok dan kain bedong akhirnya tantenya membelikan di toko bayi terdekat. 

Nanti ketika bayi sudah lahir dan dibawa pulang ke rumah, akan ada baaanyak orang yang ingin melihat si kecil. Mereka para tetangga, saudara, teman-teman kita, teman-teman orang tua, bahkan teman-teman om dan tante ikutan mau melihat bayi. Biasanya mereka datang tidak dengan tangan kosong, mereka membawakan kado untuk Farah, bahkan amplop. Untuk amplop aku baru tau klo ada tradisi ini, koq jadi kya kondangan/hajatan dikasih amplop, buat beli bedak, kata salah seorang tetangga. Tapi harga bedak ga semahal itu, masih banyak lebihnya, ah yasudahlah rejeki Farah dan Bundanya, kataku dalam hati. Dan ternyata yang ngasih amplop bukan hanya satu orang, tapi banyak ibu-ibu tetangga lainnya, aku sampai speachless. Padahal bila mereka datang dengan tangan kosong pun tak mengapa, akan ku sambut dengan senang hati.

Bila teman dan saudara biasanya membawa kado, seperti kado ulang tahun, dibungkus rapi dengan bungkus kado bergambar lucu dan disematkan kartu ucapan berisi do'a untuk si bayi. Bahagia deh rasanya, bukan karena banyaknya amplop dan kado, tapi ternyata banyak orang yang peduli sama kita, mereka ikut berbahagia ketika kita bahagia. Ikut mendo'akan anak kita, memeluk, mencium, dan ikutan menggendong si bayi. Memberi saran dan masukan dalam pengasuhan bayi yang baru lahir. Oh indahnya hidup bertetangga, indahnya nilai-nilai Islam..

Oia tidak semua perlengkapan nomer 1 sampai 25 harus dibeli, nanti pasti banyak yang memberi hadiah kado yang isinya selimut bayi, celana bayi, kaos dalam bayi, gendongan, baju, tas, clodi, set bedak, set mandi, set baju, dll. Bahkan ada yang memberi hadiah brouncer dan stroler, Alhamdulillah.. Dua benda itu memang belum sempat dibeli.

Para Ayah/calon Ayah..ini baru perlengkapan si bayi, perlengkapan persiapan ibu melahirkan belum yah, nanti di lain kesempatan InsyAllah akan diposting, semoga bermanfaat.

Tulisan lama


My dream, your dream, our dream

"Kenyataan hari ini adalah mimpi kemarin, dan mimpi hari ini adalah kenyataan esok hari".
(Hasan Al Banna)

Begitu banyak impian dan harapan yang kita miliki saat menjadi mahasiswa baru, memang asyik dan menyenangkan, bertambah pengalaman baru, teman baru, ilmu baru, dan lingkungan yang baru. Membuat karya ilmiah, mendapatkan beasiswa, lulus tepat waktu dengan predikat cumlaude, melanjutkan kuliah di luar negri, dan bekerja di tempat yang kita idamkan.

Akankah impian indah itu bisa tercapai? Jawabannya May.. Maybe Yes, maybe No ^^

Semuanya mungkin saja terjadi, bagi Allah tidak ada yang tidak mungkin. Dan itu kembali pada diri kita, mampukah kita? Karena pada proses perjalanannya akan banyak rintangan menghadang yang dapat merobohkan impian kita dengan mudahnya. Tidak banyak mahasiswa yang berhasil mencapai garis finish dengan membawa utuh semua mimpinya. Karena fakta yang terjadi, tidak sedikit mahasiswa yang melakukan hal-hal negatif yang menyimpang. Mulai dari hamil diluar nikah, mengkonsumsi obat terlarang, plagiat karya tulis, mencontek saat ujian, dan hal negatif lainnya. Sungguh sangat disayangkan kita jauh-jauh menuntut ilmu di Unsoed Purwokerto, dengan berbekal harapan besar dari orang tua agar menjadi orang yang bermanfaat, tapi dengan mudahnya kita menghancurkan harapan orang tua dengan perilaku negatif kita.

Kemudian bagaimana cara untuk membentengi diri dari hal-hal negatif tersebut?

Bila kita berteman dengan seorang penjual minyak wangi maka kita akan ikut tertular wangi harumnya, tapi apabila kita berteman dengan seorang pandai besi, maka kita akan cipratan panas apinya. Lingkungan sangatlah mempengaruhi kepribadian seseorang, mulai dari keluarganya, teman-temannya, tempat tinggalnya, bacaannya, hiburan yang ia nikmati, aktivitas sehari-hari, ataupun organisasi yang ia geluti. Maka ciptakanlah lingkungan yang kondusif agar dapat menuntut ilmu dengan nyaman, sehingga dapat mengaktualisasi dan mengembangkan potensi diri.

Kalau kata Opick, "Bergabunglah dengan orang-orang sholeh.."

Di kampus Unsoed kita dapat dengan mudahnya menemukan orang-orang shaleh, mereka ialah yang selalu bersemangat mendirikan sholat 5 waktu di awal waktu, mengerjakan sunnah-sunnah Rasulullah SAW, mengkaji Islam secara rutin, dan banyak ciri shaleh lainnya. Dan sungguh tidak rugi bila kita bergabung dan berteman dengan orang-orang shaleh, banyak manfaat yang didapat, contohnya seperti semangat untuk selalu memperbaiki diri dan semangat untuk berbuat kebaikan.

Ada satu kisah, suatu hari ada seorang pemuda muslim berusia 20 tahun yang bermimpi ingin merubah dunia, dunia akan Ia ubah menjadi lebih baik. Kemudian bergantilah hari, bulan, dan tahun hingga Ia berusia 40 tahun tidak ada yang berubah. Kemudian impiannya Ia ubah. Ia akan merubah negaranya saja yang penuh dengan kekacauan, korupsi, dan ketidakadilan. Tapi kemudian ketika usianya menginjak 50 tahun, Ia belum bisa merubah negaranya menjadi lebih baik. Kenudian Ia merubah lagi mimpinya, Ia akan merubah kota tempat tinggalnya saja. Tapi setelah berusia 60 tahun pun Ia belum bisa merubahnya. Kemudian Ia akan merubah keluarganya saja yaitu istri dan anaknya. Tapi ternyata istri dan anaknya juga tidak berubah menjadi lebih baik.

Ia tidak bisa merubah apa pun, apa sebenarnya yang salah? Kemudian Ia menyadari telah melakukan kesalahan yang besar, semua perubahan itu seharusnya Ia mulai darinya sendiri. Mulai dari merubah dan memperbaiki diri sendiri, kemudian keluarga, lingkungan, masyarakat, negara, dan dunia. Tapi semua itu sudah terlambat, usianya sudah senja dan Ia pun menyesali semuanya.

Kalau kata Aa Gym 3M : Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal yang kecil, dan Mulai saat ini juga ^^

Purwokerto, Juli 2011



Selasa, 15 September 2015

Cerpen-fiksi



Menjadi Diriku

Hari minggu adalah hari favoritku, mungkin juga hari favorit untuk semua manusia di bumi ini. Hari minggu adalah hari balas dendam, aku bisa tidur berjam-jam lamanya menumpahkan lelah dan penat selama enam hari yang selalu berkutat dengan soal-soal UAN,UAS, dan SBMPTN. Setahun belakangan aku bersahabat dengan kawanan soal matematika, bahasa inggris, bahasa indonesia, dan teman-teman sejenisnya. Sedangkan komik-komikku dikarantina oleh Bunda, tidak boleh baca komik, tidak boleh beli komik, uang saku Bunda batasi, fokus pada pelajaran dan ujian, begitu kata-kata tegas Bunda yang masih terngiang satu tahun yang lalu. Cinta pertamaku, Ayah, menggelengkan kepala ketika aku meminta uang saku tambahan. Ayah sudah satu suara dengan Bunda untuk masalah kedisiplinan.


Tapi aku tidak kehabisan akal, aku menumpang baca di toko buku. Tak jarang aku membuka segel plastik dikomik yang baru terbit, tapi tak jarang juga aku diusir secara tidak langsung oleh penjaga toko buku, aku sampai hafal shift jaga spap karyawan di toko itu. Komik adalah pelarianku dari jenuhnya soal-soal ujian, dengan membaca komik aku seperti masuk kedunia lain, dunia fantasi yang membuatku lupa akan semua beban ini. Setelah dari toko buku, aku merebahkan diriku di kamar.


Kamarku, tidak lebih baik dari gudang. Eca adik lelakiku yang hanya beda satu tahun, tak akan pernah mau masuk ke kamarku karena penuh dengan lautan buku pelajaran. Dia selalu mencibir dan memandang rendah kakaknya seakan-akan harga diri seseorang ditentukan oleh kerapihan dan kebersihan kamarnya. Berbeda jauh dari kamarku, kamarnya Eca rapi bersih seperti minimarket. Barang-barang, baju, dan buku dipajang rapi pada tempatnya. Entah mengapa kamarnya juga wangi dan sejuk, aku curiga setiap dua jam sekali Eca selalu menyapu dan mengepel lantai kamarnya. Aku, mungkin setiap dua tahun sekali aku membersihkan kamar. Bila tak ada seorang pun yang mau masuk ke kamarku tak apa, itu duniaku. Bunda mau ngomel dari subuh sampai isya menyuruhku merapikan kamar, tak akan ku kerjakan. Pernah suatu ketika Bunda sendiri yang merapikan kamarku, tapi tidak sampai 1x24 jam kamarku berantakan lagi seperti seharusnya. Mungkin ini suatu bentuk protes kepada Bunda karena menyita komikku dan membatasi uang sakuku.


Eca mewarisi kedisiplinan dan kerapihan dari Bunda, aku menuruni sikap cueknya Ayah. Eca yang manja, Bunda yang tegas, Ayah yang cuek.  Walau begitu aku tetap mencintai keluarga ini. Eca yang selalu memandangku sebelah mata, memasang tulisan di depan pintu kamarnya. “ Semua boleh masuk, kecuali Kakak!!!” Apakah aku sebegitu liarnyakah sampai-sampai dilarang masuk ke kamar Eca. “Karena apa yang kakak sentuh akan berantakan, apa yang kakak lewati akan berjatuhan”, Itu kata Eca.


Iya juga sih, aku tak ada bakat untuk jadi orang yang diam tidak bergerak sama sekali, kecuali ketika tidur. Pernah suatu kelas X (sepuluh), ada praktikum di lab kimia. Entah mengapa aku menginjak pipet kelompok sebelah, memecahkan gelas praktikum, menumpahkan spirtus, dan hampir membakar lab tersebut. Semua siswa panik keluar lab, dan membuat gaduh satu sekolah. Semenjak kejadian itu aku menjadi terkenal, terkenal karena kecerobohanku. Bunda mengganti semua kerugian, dan Ayah masih membaca koran paginya. Alhasil aku masuk jurusan IPS yang steril dari segala bentuk praktikum di lab.


Pernah juga pada suatu sore, Eca sedang mengikuti eskul basket tiba-tiba bolanya menggelinding ke arahku, yang kebetulan sedang melewati lapangan mau pulang sehabis belajar kelompok. Maksud hati ingin menggembalikan bola ke arah Eca yang hanya berjarak dua meter, tapi tanganku licin dan bola mengenai motor yang sedang terparkir rapi di pinggir lapangan. “Brukk” bola mengenai satu motor, kemudian motor itu jatuh dan menimbulkan efek domino pada sepuluh motor lainnya. Aku mati kutu. Tak henti-hentinya aku meminta maaf pada teman-temannya Eca yang kebanyakan adalah laki-laki, sambil mendirikan motor-motor berat itu.


Aku malu sekali, rasanya seperti sedang maju ke depan kelas, menjawab soal matematika sederhana seperti 1 + 1 = dan aku malah menjawabnya dengan angka 3. Ada yang menertawaiku, adanya yang bilang aku sangat bodoh, ada yang berbisik “mungkin dia lelah”, Pak guru juga menggeleng-gelengkan kepalanya pertanda kecewa berat padaku. Tapi kemudian ada juga seorang baik hati yang maju ke depan kelas, menghapus jawabanku, dan membantu mengoreksi jawabanku dengan menulis angka 2.


“Terima kasih banyak Dika, maaf ya jadi ngerepotin. Aku ceroboh banget, melempar bola saja tidak bisa,” kataku dengan sangat menyesal. “Santai aja.. anak basket orangnya asik-asik koq,”kata Dika tersenyum menyenangkan.

Matahari tersenyum cerah
Langit pun mendulang mendung terarah
Dedaunan mengangguk mengiyakan dunia
Kala anak manusia berlari dan tertawa
Menyambut masa remaja yang begitu indah               (siluet senja)

Dan sekarang, tak terasa aku sudah berada di penghujung SMA. Semua ujian sudah kulewati dengan penuh perjuangan, sampai-sampai berat badan ku turun 7kg, bahkan dua minggu sebelum UAN aku masuk RS karena tipes. Alhamdulillah semua perjuangan ku berbuah manis, aku lulus UAN dan UAS, tinggal menunggu hasil SBMPTN yang belum keluar.


Jadwal kelas ku sekarang adalah sesi pemotretan untuk buku tahunan. Kami sekelas sedang berada di rumah Dika yang luas. Kami meminjam halaman belakang rumahnya yang cocok dengan tema kelas kami, yaitu “garden party”. Kami juga menyewa fotografi profesional agar hasil fotonya memuaskan. “Nanti yang gemuk bisa jadi kurus, yang kurus bisa jadi gemuk, yang jelek bisa jadi cakep, yang cakep bisa jadi jelek, tergantung permintaan aja,”katanya promosi.


Untuk kostum dan make up diserahkan kepada masing-masing siswa. Aku menggunakan gamis brukat pink punya Bunda yang baru dibeli lebaran kemarin, dan dipadu dengan jilbab merah muda terang motif polkadot.


Di kejauhan Dika sedang bicara dengan wanita yang sangat cantik, teman-teman perempuanku melihatnya juga, dan kami pun bergosip ria.

“Siapa sih perempuan yang lagi ngobrol sama Dika, cantik banget,”tanya Puspa penasaran.

“Itu Ibunya Dika tau, aku pernah ketemu waktu pembagian rapor kelas XI (sebelas),”jawab Anna. 

Kami ber “O” ria tanda mengerti.

“Ibunya Dika tuh kuliah S2 dan S3 di Kanada, semuanya dengan beasiswa loh, hebat banget yah,”kata Uci menambahkan.

“Sudah usia segitu masih cantik, bodynya juga ga kalah sama artis dan model, berapa ya biaya perawatannya, “kata Lily kagum sambil terus memakan keripik kentang yang terus dimakannya sedari tadi tak habis-habis.

“Hello..wajar cantik dia kan wanita karir jadi harus tampil cantik di depan publik keleus,”tambah Dewi.


Tiba-tiba Ibunya Dika datang ke tempat kami duduk, kami pun pura-pura sibuk ber-make up. Ketika menghampiri, tercium aroma lembut parfum dari jarak satu meter.

“Selamat pagi gadis-gadis,”sapa Ibu Dika riang.

“Pagiii tante,”jawab kami kompak.

Kami berbicara dengan Ibu Dika dari dekat, terlihat make up yang tidak terlalu tebal dan jelas sekali garis-garis kecantikan pada wajahnya. Rambutnya terurai panjang dan rapi, wajahnya segar dan ceria, sorot matanya menunjukkan luasnya ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Gigi putihnya berbaris rapi, ditambah lesung pipit di sebelah kanan menambah cantik bila tersenyum. High heels dengan tinggi 5cm, jam tangan kecil pada pergelangan kirinya, blazer dipadu celana panjang yang sesuai ukuran, membuat Ibu cantik ini terlihat seperti seorang pejabat negara.


“Jangan sungkan ya di rumah Dika yang sederhana ini, bila membutuhkan sesuatu bilang saja sama bibi nanti disiapkan semuanya,”kata Ibu Dika,”tante senang sekali kalian main ke sini, Dika jarang sekali bawa temannya main ke rumah, apalagi teman perempuannya.”


“Siap tante, kita akan sering-sering main ke sini, ya kan teman-teman,”kata Lily mencari dukungan.

Aku memiliki beberapa pertanyaan untuk tante cantik ini, aku bukan penjilat aku hanya ingin mengutarakan apa yang ada di benakku.

“Tante, tante cantik banget, walau pun aku perempuan tapi aku terpesona sama aura tante, aku betah berlama-lama ngeliatin tante yang cantik luar dalam. Tante juga baik, ramah dan murah senyum sama seperti Dika. Tatapan mata tante menunjukkan tante orang yang pintar dan cerdas, aku kagum sama tante, aku ingin seperti tante,”kata ku panjang lebar dengan tatapan kagum.

“Iya cerita-cerita dong tante rahasianya apa?aku juga mau jadi wanita karir seperti tante,”tambah Puspa.

"Kalian ini lucu yah masih polos-polos sekali, tante tidak sehebat apa yang kamu katakan sayang, tante juga manusia bisa seperti kalian, yang punya banyak kekurangan juga kelebihan, oia nama kamu siapa nak?”tanya Ibunya Dika sambil menjawil dagu panjangku.

Bangunlah cinta
airmatamu bercahaya
   di dua pertiga malam                              
(Helvi T.Rosa)

“Kakak..kakak..bangun ka katanya mau sholat tahajud, bangun sayang,”kata Bunda sambil mengguncang-guncangkan tubuh kurusku.

“Iya Bun.. aku sudah bangun,”jawabku sambil menggeliat.

Bunda yang masih mengenakan mukena keluar dari kamarku, mungkin Bunda ingin melanjutkan tilawah dan do’a-do’a panjangnya. Aku melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 03.30 dini hari. Aku mengucek-ngucek mata, menguncir rambut, dan berjalan gontai ke arah kamar mandi, mengambil wudhu.


Ku panjatkan do’a yang lama dan panjang memohon-mohon pada Rabb ku agar diterima SBMPTN, aku meminta keputusan yang terbaik menurutNya, keputusan yang bisa membawaku pada kebaikan. Kalau pun Allah menghendaki aku tidak lolos SBMPTN tak mengapa, aku ikhlas. Tapi.. aku ingin sekali lolos SBMPTN Ya Allah..kataku memaksa. Tapi aku akan senang sekali dan bersyukur bila lolos SBMPTN. Tapi..bila Engkau memang menghendaki tidak lolos..aku pasrah, aku sudah melakukan yang terbaik sebisaku. Sudah berusaha dan berdo’a, maka keputusan akhir aku pasrahkan padaMu Ya Rabb. Hanya kepadaMu aku menyembah dan hanya kepadaMu aku meminta.


Hari ini aku, Eca, Ayah, dan Bunda menghadiri wisuda SMA ku. Semua wajah terlihat senang dan gembira, kecuali aku yang masih memikirkan hasil SBMPTN yang baru keluar tadi pagi. Aku lolos SBMPTN tapi pilihan yang kedua di UNPAD bukan di UI. Sepanjang perjalanan ke tempat wisuda, Ayah dan Bunda terus menerus menghiburku, mengatakan bahwa Bandung itu adem, sejuk dan menyenangkan. Pasti asik sekali bila belajar di tempat yang sejuk seperti Bandung. Aku tidak menggubrisnya, aku masih ingin sekali melanjutkan pendidikan di UI.


“Hei..koq melamun sih?” sapa Dika mengagetkanku, ”Happy dong, foto-foto selfie seperti yang lain.

Aku sudah berada di kursi wisuda. Tempat duduk wisuda aku dan Dika bersebelahan karena absen nama kami berurutan. SMA ku menyewa aula hotel yang besar dan megah hanya untuk acara wisuda tingkat SMA. Terlihat Eca jalan bolak balik dengan beberapa temannya demi lancarnya acara, tak sedikit pun menoleh pada kakaknya. Tau deh ketua OSIS yang sibuk.. sombong sekali, gumamku dalam hati wajahku bertambah dua tingkat kejutekannya.  Acara wisuda dimulai, dimulai jugalah obrolan aku dan Dika yang berbuntut panjang kali lebar pangkat dua.

“Dika lolos SBMPTN?”tanyaku membuka obrolan.

“Alhamdulillah lolos ca, HI UI,”jawab Dika tersenyum senang, ”kamu juga diterima kan di UNPAD.”

“Loh koq tau, tau dari mana Dik?”tanyaku penasaran, ”tapi aku maunya di UI Dik. Aku kembali murung

“Eca yang kasih kabar. Asik ca kuliah di rantau bisa berpetualang di negri orang, daerah baru, teman-teman baru, ilmu baru, belajar nge-kos, belajar mandiri. Membayangkannya aja udah bisa kita senyum-senyum sendiri saking asyiknya. Kalau aku selalu di sini saja, dari TK, SD, SMP, SMA, sampai kuliah pun masih daerah Jabodetabek. Aku juga ingin merantau seperti kamu ca, menjelajahi tempat yang belum pernah aku datangi, menemui orang baru dengan adat, dan budaya yang baru ku temui. Kalau aku jadi kamu, aku bersyukur dan dengan senang hati kuliah di UNPAD. Karena tidak semua teman-teman kita seberuntung kita bisa lolos SBMPTN ca. Dari satu kelas, mungkin hanya 5-7 orang yang lolos SBMPTN dan mereka happy-happy saja tidak berwajah masam seperti kamu.”kata Dika memotivasi dengan bersemangat


“Memang sangat kelihatan Dik, wajahku yang cemberut?”tanyaku penasaran.

“Dari pintu masuk sampai detik ini, wajah kamu masih dilipat ca, belum senyum sama sekali,”jawab Dika.

“Hehe,”aku nyengir kuda.

Aku merenungi kata-kata Dika, benar apa yang dikatakan Dika, pandanganku salah karena terlalu fokus pada keinginan dan obsesiku semata. Aku salah, terlalu egois tidak melihat dari sudut pandang teman-teman yang tidak lolos SBMPTN, pasti sedih karena tidak bisa kuliah di Universitas yang di idam-idamkan. Harusnya aku bersyukur karena bisa lolos dari persaingan yang begitu ketat. Harusnya aku juga bergembira seperti teman-teman yang lain, bukankah menampakkan wajah gembira dan ikut gembira kepada saudaranya merupakan salah satu ibadah.


“Ibu dan Ayah kamu datang Dik? ”tanya ku membuka topik baru, ”aku kagum loh sama Ibu kamu yang cantik, anggun, pintar, cerdas, ramah, dan berwibawa. Aku ingin seperti Ibu kamu, menjadi wanita karir yang sukses.

“Iya tapi tidak sholat, mau?”kata Dika dengan sorot mata yang sedih dan kecewa. “Mungkin maksud Allah aku kuliah di dekat rumah karena ingin terus menerus mendakwahi Ibuku agar mau sholat dan belajar untuk menutup auratnya.


Dibalik kesuksesannya sebagai wanita karir Ibuku terlalu menuruti keinginannya, obsesinya, sampai-sampai melupakan kewajibannya sebagai seorang istri, Ayah dan Ibuku bercerai sejak aku SD kelas 3. Ibu memilih melanjutkan S3-nya di luar negri daripada mematuhi perintah Ayah yang ingin Ibu kuliah di Indonesia saja. Cantik dan karir bagus bukan segalanya ca, aku sudah banyak melihat wanita cantik teman-teman Ibu di kantor, mereka muslim tapi ketika azan berkumandang mereka tidak menunaikan sholat. Awalnya aku fikir mungkin mereka sedang berhalangan haid, tapi ternyata banyak dari mereka yang sedang hamil muda. Mereka pesan rujak dan makanan yang pedas kepada office boy, anakku lagi pingin buah yang asam, begitu katanya. Padahal mereka calon Ibu loh bagaimana mereka akan mengajarkan anak mereka mengaji dan sholat bila Ibunya saja tidak memberi contoh dengan baik ketika dalam kandungan.” 

Selain jago basket, Dika juga aktif di eskul Rohis, aku kagum dengan cara berfikirnya, gumamku dalam hati

“Aku malah iri dengan Bunda kamu ca, Bunda kamu adalah Bunda idaman semua anak. Walau berpendidikan tinggi, Bunda kamu lebih memilih mengurus dan membesarkan anak-anaknya daripada bekerja. Bunda kamu memilih taat pada suami dibanding taat pada bos di kantor, Bunda kamu memasak ketika kamu kelaparan, Bunda kamu menjahit ketika ada bajumu yang robek. Dan siapa tau kamu lolos SBMPTN bukan karena usaha dan do’a mu, siapa tau itu karena do’a-do’a yang dipanjatkan Bunda kamu setiap malam, do’a seorang Ibu biasanya lebih mustajab.

Aku kembali merenungi setiap perkataan Dika.

“Sebentar..sebentar..kamu tau semuanya dari mana Dik? Bundaku yang berpendidikan tinggi, Bundaku yang resign setelah melahirkan aku, Bundaku yang pintar memasak dan menjahit, ”tanyaku penasaran.

“Dari Eca, setiap selesai main basket aku suka mampir ke rumahnya, di sana dia selalu cerita tentang Bundanya sampai-sampai aku iri dibuatnya. Eca sangat menyayangi Bundanya, ”kata Dika menjelaskan.

Oh, ternyata Dika dan Eca berteman baik

”Dan aku.."Dika melanjutkan

ingin Ibuku berteman baik bahkan sangat baik dengan Bunda kamu ca, agar tertular juga kesholihannya, agar Ibuku juga mau menutup auratnya, mau kembali sholat, mau belajar Islam. 

Hmm..bagaimana kalau keluarga kita besanan aja ca? Insya Allah aku siap jadi imam kamu ca.” kata Dika mantap.

Aku mencerna lambat ucapan Dika,
besanan.. 
imam..
menikah..

“What?
Maksud kamu kita nikah? ”kata ku setengah teriak


Senyum itu indah
Seindah pelangi di matamu
Tawa itu bernada
Seirama alunan lagumu
Hati itu ceria
Secerah hari yang setia menanti malam
Oh..bahagianya                                     
(siluet senja)

Hai..namaku Ica usiaku 17 tahun, aku baru lulus SMA, dan saat ini sedang dilamar.