Senin, 12 Oktober 2015

Mulutmu Harimaumu Bu..




Siapa yang tak sedih melihat kondisinya, siapa yang tak ikut menangis mendengar raungannya. Ibu muda itu menangis sekeras-kerasnya, sejadi-jadinya. Beberapa keluarga berusaha menenangkan dengan membelai kepalanya dan menghapus air matanya. “Istigfar neng..Istigfar..kakak udah pergi, iklasin aja neng.”

Si kakak sudah dikubur 3 jam yang lalu tapi Ibunya masih masih menangis sedih meratapi kepergiannya. “Awalnya kakak cuma buang-buang air biasa bu, tapi karena ga ditangani dengan serius jadinya diare dan dehidrasi, “kata sang nenek menjelaskan.

Aku termenung mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu, ketika melewati kontrakan ini. Si Ibu berteriak-teriak memarahi anaknya yang tidak mau makan. Berkata bahwa si Ibu capek dan si anak selalu saja merepotkan, lebih baik mati saja dari pada terus menerus merepotkan orag tua. Ibu itu berteriak dengan suara tinggi dan keras, hingga terdengar oleh para tetangga. Sudah menjadi rahasia umum para tetangga bahwa si Ibu sering memarahi anaknya, melampiaskan amarah, lelah, dan penatnya kepada anak berusia 2 tahun.

Tidak taukah si Ibu bahwa ucapan adalah do’a. Mungkin itu hanya luapan emosi sesaat, tapi sang Malaikat ternyata begitu cepat mencatat ucapan Ibu sebagai do’a. Sehingga benar menjadi kenyataan, anaknya sudah meninggal dan Ia tidak akan pernah merepotkan orang tuanya.

Hati Ibu itu pasti hancur berkeping-keping, menyesali segala ucapannya. Wajar bila sampai saat ini Ia masih menangis sedih, karena jauh dilubuk hati yang paling dalam setiap Ibu akan selalu menyayangi anaknya.

“Jangan bengong aja Bu, ayo diminum teh nya, “kata nenek memotong lamunanku. Aku menghabiskan isi cangkir yang disuguhkan padaku.

Selesai takziah, aku dan Ibu-Ibu lainnya pamit pulang. Si Ibu masih menangis, si nenek terlihat tegar dengan menyambut para tamu takziah, dan sang suami terlihat sedang menggendong bayi yang berusia 2 bulan. Semoga si Adik tidak mengalami hal yang sama dengan si Kakak.

#based on true story

Tidak ada komentar:

Posting Komentar