Selasa, 02 Februari 2016

Wirausaha, antara ekspektasi dan realisasi

Menjalankan sebuah usaha tak semudah yang dibayangkan. Bila dibandingkan antara menjadi karyawan dengan wirausaha, mungkin dengan menjadi karyawan banyak keuntungan dan kelebihan yang didapat.

Dari suasana kantor yang nyaman, bersih, wangi, adem berAC, terjadwal, berangkat pagi, pulang sore, pulang malam dapat uang lembur, ada banyak tunjangan dan asuransi, job desk jelas, lengkap, dan terarah.

Sedangkan menjadi seorang wirausaha apalagi yang masih awam dan pemula seperti saya..harus selalu menguatkan hati dan terus berpikir positif. Sudah berusaha keras promosi sana sini, pajang di setiap sosmed, hingga menawarkan ke teman dan sanak saudara semuanya dilakukan. Harus pandai menebalkan muka menawarkan produk sendiri. Ditolak? Tak apa, sudah biasa ^^

Mungkin karena mepet waktu..dikejar waktu yang hanya 1bulan, sebanyak 23 gamis dan 10 mukena harus habis semuanya agar bisa mendapatkan laba, minimal bisa balik modal untuk biaya lahiran hehe..

Terlalu ektrim memutar uang lahiran ke bisnis konveksi hanya dalam kurun waktu 2 bulan, tapi daripada terpakai untuk konsumsi pribadi..lebih baik dananya diputar ke sektor riil #tsaaah..bahasaaanyaah..

Ketika semua usaha promosi sudah dilakukan dan tidak ada lagi yang order, aku n suami pasrah.. Nanti bulan Ramadhan pasti banyak yang cari gamis dan mukena..bisa disimpan dulu..tapi ingatkah kalian dengan ayat Allah "Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan". Alhamdulillah salah seorang guruku jago jualan, akhirnya semua barang yang belum terjual dibawa beliau dan akan dipromosikan ke semua teman-temannya. Semoga laku semua Ya Allah..Aamiin..

Ya..pengalaman dan hal baru yang akan didapat dengan berwirausaha. Tidak akan selalu untung dan beruntung, tapi ingatkah kalian bahwa 9 dari 10 pintu rezeki berasal dari berdagang? Paling tidak kita sudah mencoba dan berusaha berdagang, hasil akhirnya biar Allah yang menentukan.

Setiap barang yang kita jual sudah ada pembelinya, sudah tertulis gamis pink ukuran M akan dibeli oleh si A dan si B. Tinggal kitanya saja yang harus terus berusaha mempromosikan produk kita. Bila ada customer yang susah deal tidak usah galau..move on cari calon pembeli lainnya, toh kita tidak sedang mengemis kan. Kita punya produk bila mereka suka akan dibeli, bila tidak suka yasudah hehe ^^

Dan cari komunitas.. Komunitas sesama wirausaha, jadi bisa shareing pengalaman. Saya produksi gamis dan mukena juga berawal dari shareing sesama reseller.

Bukan bermaksud sombong/sok tau, hanya ingin berbagi pengalaman yang sedikit ini. Bila ingin bisnis pakaian harus sabar, perputarannya lambat karena setiap orang minimal beli baju sebulan sekali, berbeda dengan kebutuhan primer seperti makanan. Hampir setiap hari orang makan dan membeli makanan. Saya juga sedang berfikir..kira-kira makanan apa yaa yang disukai semua golongan usia, perlu modal juga nih #lirik dompet suami (lagi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar